Sabtu, 02 April 2016

Kembalikan Kedigdayaan Kepulan Asap Putih Kebangsaan


Suatu ketika saat Haji Agus Salim yang merupakan Dubes Pertama RI untuk Kerajaan Inggris mengebal-ngebulkan asap putih dalam sebuah perjamuan di istana Buckingham ketika penobatan Elizabeth II sebagai ratu Inggris. Aroma yang khas tercium di ruang perjamuan sehingga memancing salah seorang hadirin bertanya, “Tuan sedang menghisap apa itu?” The Grand Oldman, begitu julukan Agus Salim, langsung menjawab, “Inilah yang membuat nenek moyang Anda sekian abad lalu datang dan kemudian menjajah negeri kami.”
Jawaban yang sangat jitu dilontarkan oleh seorang diplomat ulung dari minang, bagaimana tidak emas hijau itulah yang menyebabkan bangsa kita dijajah beratus-ratus tahun oleh Eropa. Tembakau serta cengkeh dan pala merupakan tiga jenis rempah favorit para bule yang menggiurkan dalam perdagangan zaman penjajahan dulu.
Di era sistem Tanam Paksa yang diberlakukan Gubernur Hindia Belanda Johannes van den Bosch sejak 1830, tembakau menjadi salah satu tanaman ekspor yang wajib ditanam penduduk bangsa ini. Belanda mendapatkan keuntungan yang berlimpah dari penerapan Tanam Paksa. Pendapatan yang diperoleh dari tembakau saja yang mulanya senilai 180.000 gulden, meningkat menjadi 1.200.000 gulden pada 1840, dan masih meningkat lagi menjadi 2.300.000 gulden pada 1845. Seorang penulis berkebangsaan Belanda seperti dikutip oleh J.S. Furnivall dalam Netherlands India: A Study of Plural Economy menyebut perubahan yang diakibatkan pemberlakuan sistem Tanam Paksa ini terjadi tiba-tiba dan mendalam, seperti keajaiban: “Jawa melimpahkan kekayaan demi kekayaan atas negeri Belanda seperti tongkat tukang sihir.”
Kemudian, berlanjut pada industri raksasa yang hadir dan tetap bertahan pada segala jenis serangan yaitu industri pengolahan tembakau dan cengkeh yang merupakan satu dari sekian banyak penyumbang pendapatan negara melalui pajak dan cukainya. Kini, industri rokok tersebut sedang perlahan dikerdilkan, lagi-lagi oleh para penjajah melalui jalur yang sangat ghozwul fikr yaitu regulasi. Ya, regulasi, salah satu senjata ala neo-liberalisme, penjajahan melalui ikatan peraturan merupakan jalur yang ditempuh orang-orang yang semakin sirik dengan kegagahan bangsa atas penghasilan yang dihasilkan oleh kepulan asap putih dari mulut-mulut yang hitam. Jamuan udud racikan Haji Djamhari yang biasa disebut kretek merupakan warisan budaya yang sesungguhnya tidak akan ternilai melihat nilai historisnya pada perkembangan perekonomian bangsa.
Rusdi atau bisa disebut Nitisemito sang Raja Kretek menuai kesuksesan ketika perusahaan Nitisemito pada tahun 1938 beliau sukses memperkerjakan sebanyak 10.000 buruh yang menghasilkan 10 juta batang rokok per hari. Fakta selanjutnya yang menarik adalah pada Juni 2015 tercatat bahwa PT HM Sampoerna di Surabaya beserta 38 unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) memperkerjakan lebih dari 48.000 karyawan. Namun, hal mengejutkan terjadi ketika pada tahun 2005 PT Philip Morris Indonesia berhasil mengakuisisi PT HM Sampoerna. Bahkan di situs resmi PT Philip Morris Indonesia disebutkan bahwa kini perusahaannya memiliki 98% saham dari perusahaan kretek tertua tersebut. Otomatis, dengan terjadinya hal tersebut maka keuntungan yang didapatkan oleh PT HM Sampoerna akan masuk ke pundi-pundi perusahaan asal amerika dengan produk andalannya yang sering dikaitkan dengan jantannya seorang koboi.
Setelah dirampok dari sisi ekonomi kemudian lahirlah undang-undang yang lagi-lagi berusaha mengkerdilkan industri asli bangsa ini, yaitu perihal kesehatan. Dimulai dari pengubahan istilah merokok yang tadinya merupakan sebuah kebiasaan menjadi kecanduan, kedua hal yang berbeda tipis namun memiliki konotasi yang sangat jauh dan memberi efek domino luar biasa pada pandangan bangsa ini mengenai kretek. Dilanjuktan dengan UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pasal 115 yang mengatur kawasan tanpa rokok yang berakibat pada terciptanya ‘smoking room’ yang membuat para perokok seperti orang-orang perilaku kriminal dengan penjara masyarakat berupa pengucilan atas asap yang dikepulkannya.
Data yang disebutkan oleh Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK) menyatakan bahwa pada tahun 2015 sekitar 6 juta masyarakat Indonesia adalah petani tembakau dan belum lagi yang bekerja di bidang lain sebagai bahan baku rokok menggantungkan hidupnya pada industri ini. Namun apa daya ketika diciptakan dikotomi antara perokok aktif dan pasif membuat industri rokok dalam negeri kian menjadi bulan-bulanan penggiat kesehatan. Dikatakan bahwa perokok pasif akan menerima dampak kesehatan lebih parah daripada perokok aktif membuat masyarakat melakukan tindakan-tindakan pengucilan untuk perokok aktif baik dengan mengibaskan asap rokok hingga pada menjauh untuk membuat sang perokok aktif tidak nyaman layaknya menjadi seorang penjahat di lingkungannya sendiri.
Kini, budaya bangsa yang dahulu rapat dan kuat dalam menyokong berbagai sektor seni di kampus-kampus pun kian menghilang beserta acara seni kampusnya berkat PP Nomor 109 Tahun 2012 yang secara langsung dan tidak langsung membuat kampus enggan mengizinkan mahasiswanya mengadakan acara dengan sponsor produk rokok. Prof. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, SpF(K), SpKP ketika masih menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Mediko Legal Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan rokok jangan lagi menggunakan merek atau logo produk rokok termasuk brand imagenya. Tidak bertujuan promosi, dan tidak boleh diliput media. Sehingga jika ingin memberikan dana CSR silahkan berikan saja langsung tanpa embel-embel. Dampaknya, perusahaan rokok malah seakan melakukan promosi ‘terselubung’ dan lagi-lagi menciptakan hawa negatif kepada masyarakat mengenai rokok.
Apakah seluruh konten di PP No. 109 tahun 2012 tersebut murni untuk menyelamatkan kesehatan bangsa dari tembakau yang katanya memiliki bahaya kesehatan ataukah itu hasil saduran Framework Covension of Tobacco Control (FCTC) yang nyata-nyata berusaha memperlemah industri tembakau dalam negeri demi mempermudah masuknya industri rokok asing yang seakan disamaratakan pengkategoriannya?
Amat sangat meruginya bangsa kita apabila hanya karena satu sektor yaitu kesehatan dijadikan senjata untuk menyerang kepulan asap putih berusia ratusan tahun demi mengorbankan sektor lain yaitu politik, ekonomi dan budaya yang sudah jelas menjadi jembatan kemerdekaan dan kemajuan bangsa ini hingga sekarang.
Pada akhirnya, kita akan melihat pertarungan yang tidak imbang dari tangan hitam petani tembakau yang berusaha memenuhi kebutuhan perutnya hari ini melawan kerongkongan haus kapitalis penggiat regulasi yang kian hari kian rakus menggarap seluruh sektor yang menguntungkan diri dan kolega bisnisnya.


Refrensi: Aji, Adi Seno & Yoandinas, Marlutfi, Kretek: Kemandirian dan Kedaulatan Bangsa Indonesia, 2014.

Rabu, 04 Maret 2015

Chord / Kunci Gitar Mars IPM

Gak pake basa-basi, langsung aja nih gua pengen share chord mars IPM versi PKTM 2 Tangerang Selatan 25 Februari sampai 1 Maret 2015. chordnya sih hasil ngulik bareng kawan gua, Muhami Fathi Haqqani alias bonthod..kalo di kuping kami sih pas. hehee

Sorry kalo tampilannya berantakan...
ada dua bentuk penulisan chordnya kok...

MARS IPM (IPM BERJAYA)

Ber[C]satu, Ber[G]padu Men[F]jalin [G]Ukhu[C]wah

Di [F]Dalam I[C]katan Pela[Dm]jar Mu[G]hamma[C]diyah

Te[C]rampil Ber[G]ilmu Ber[F]akhlak [G]Muli[C]a

Pe[F]lopor dan Pe[C]langsung Penyem[Dm]purna [G]Ama[C]nah

*
Ber[G]juang Dengan [C]Sekuat Tenaga

Te[Dm]gakkan Is[G]lam Yang Uta[C]ma

Men[G]jadi Kader [C]Yang Siap Sedia

Un[Dm]tuk U[F]mat dan Bang[G]sa

**
Ber[C]diri Te[G]gaklah

Tam[F]pillah [G]Di Mu[C]ka

Ik[F]rarkan Ber[C]sama

I[Dm]PM [G]BERJA[C]YA


Kalo tampilannya susah coba yang ini aja


      C           G              F     G       C
Bersatu, Berpadu Menjalin Ukhuwah
      F          C             Dm      G           C
Di Dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah
     C              G            F        G    C
Terampil Berilmu Berakhlak Mulia
     F                  C                         Dm    G       C
Pelopor dan Pelangsung Penyempurna Amanah


      G                    C
Berjuang Dengan Sekuat Tenaga
     Dm         G                    C
Tegakkan Islam Yang Utama
       G               C
Menjadi Kader Yang Siap Sedia
     Dm    F                   G
Untuk Umat dan Bangsa


      C        G
Berdiri Tegaklah
        F       G         C
Tampillah Di Muka
    F              C
Ikrarkan Bersama
 Dm G          C
IPM BERJAYA

Rabu, 21 Januari 2015

Soal-Soal Ilmu Sosial Dasar



1. Secara hukum, pemuda adalah manusia yang berusia...

A. 21 tahun keatas

B. 15 - 21 tahun

C. 1 - 12 tahun

D. 12 - 15 tahun

Jawaban: B




2. Fase aqil baligh pada wanita umumnya terjadi pada umur...

A. 9 - 13 tahun

B. 1 - 6 tahun

C. 21 - 30 tahun

D. 17 - 21 tahun

Jawaban: A




3. Golongan remaja adalah golongan manusia yang berumur...

A. 0 - 8 tahun

B. 10 - 21 tahun

C. 13 - 18 tahun

D. 21 - 30 tahun

Jawaban: C




4. Salah satu tujuan sosialisasi bagi suatu individu adalah...

A. Agar individu tersebut dapat mengendalikan fungsi-fungsi organik

B. Agar individu tersebut dapat bahagia

C. Agar individu tersebut mendapat hidayah

D. Agar individu tersebut memiliki teman yang banyak

Jawaban: A




5. Manusia adalah makhluk sosial, yang artinya...

A. Memiliki akun Facebook, Twitter, dll

B. Manusia tersebut adalah anak IPS

C. Tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain

D. Semua jawaban salah

Jawaban: C




6. Menurut Marion Levy, salah satu kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpulan manusia bisa disebut sebagai masyarakat adalah...

A. Punya istri yang banyak

B. Adanya sistem tindakan utama

C. Eksis di sekolah dan di luar sekolah

D. Memiliki harta yang melimpah

Jawaban: B




7. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai...

A. Urban community

B. Manusia-manusia individualis

C. Selalu excited kalau liburan ke desa/pantai/tempat sejuk

D. Semua jawaban benar

Jawaban: D




8. Ciri masyarakat desa antara lain...

A. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan

B. Sistem kehidupan umumnya sendiri-sendiri/individualis

C. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar ada maunya

D. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar cinta

Jawaban: A




9. Faktor penarik (pull factor) penduduk desa melakukan urbanisasi adalah...

A. Perkotaan memiliki banyak lapangan pekerjaan

B. Sukses dalam usaha bercocok tanam

C. Di desa tidak ada lagi lahan untuk ditanami

D. Merasa puas dengan apa yang sudah ada

Jawaban: A




10. Salah satu aspek negatif urbanisasi adalah...

A. Produk desa lebih unggul dari produk kota

B. Kepadatan penduduk kota semakin meningkat dan tidak diimbangi dengan lahan pertanian

C. Terus melakukan adat istiadat yang ketat

D. Kesejahteraan masyarakat meningkat

Jawaban: B




11. Pengertian agama adalah...

A. Suatu keyakinan/kepercayaan kepada Tuhan/Dewa/sebutan lain menurut ajaran yang dianut masing-masing orang

B. Suatu kumpulan orang-orang yang saling berinteraksi

C. Suatu keahlian dalam sesuatu hal

D. Suatu kelompok yang bersifat kekeluargaan

Jawaban: A




12. Salah satu fungsi agama adalah...

A. Menciptakan perselisihan

B. Menentukan suatu kelompok masyarakat

C. Mempertegas kaidah-kaidah susila yang dipandang baik dalam masyarakat

D. Meningkatkan kesejahteraan

Jawaban: C




13. Contoh penerapan agama dalam kehidupan sehari-hari adalah...

A. Mencuri

B. Korupsi

C. Berdoa sebelum makan

D. Berbohong

Jawaban: C




14. Ruang lingkup agama antara lain...

A. Hubungan manusia dengan Tuhannya

B. Hubungan manusia dengan manusia

C. Hubungan manusia dengan makhluk hidup & lingkungannya

D. Semua benar

Jawaban: D




15. Salah satu lembaga agama di Indonesia adalah...

A. MUI

B. BPOM

C. BPKP

D. SCTV

Jawaban: A




16. IPTEK merupakan singkatan dari...

A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

B. Ihhh Pasti Tau Eyke

C. Insan Pengajian Teteh-Teteh Kalimalang

D. Ipul Tengah Keguguran

Jawaban: A




17. Ilmu memiliki kandungan unsur-unsur berikut, kecuali...

A. Pengetahuan

B. Asal tebak

C. Tersusun secara sistematis

D. Menggunakan penalaran

Jawaban: B




18. Pada bahasa Yunani kuno, techne berarti...

A. Ilmu

B. Musik

C. Kerajinan

D. Gambar

Jawaban: C




19. Seni berasal dari bahasa Latin, yaitu...

A. Art

B. Ars

C. Seniman

D. Seni

Jawaban: B




20. Ilmu yang teratur dan dapat diuji kebenarannya adalah pengertian dari...

A. Sosial

B. Seni

C. Olahraga

D. Sains

Jawaban: D

Selasa, 06 Januari 2015

Ketika Keberadaan Uang Menentukan Kasta


Definisi Uang menurut wikipedia.org adalah Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum.

Keberadaan lembaran kertas ini sering membuat ricuh masyarakat, banyak yang kini sudah menuhankan uang, karena ada statement yang menyatakan Uang Bukan Segalanya, Tapi Segalanya Butuh Uang. Tanpa melepaskan rasa munafik yang memang sudah menjadi sifat dasar sebagian besar manusia modern, kita akan mengukur derajat kesuksesan dan kekayaan seseorang dari sisi finansialnya.

Oleh karena itu, sering kita melihat bahwa pekerjaan sudah tidak lagi menjadi karena keinginan luhur membantu seseorang tetapi karena timbal balik berupa uang. Agak sulit memang bila kita mengesampingkan hal itu, karena kembali ke statement tadi yaitu segalanya butuh uang.

Contoh dasar tersebut dapat kita lihat pada post saya sebelumnya mengenai warkop dan warnet, untuk mereka orang-orang ber-uang mereka akan memilih tempat yang mengutamakan kenyamanan, sedangkan yang kurang secara keuangan akan mengutamakan keterjangkauan harga.

Nah, dari kedua hal tersebut akan tercipta pen-stratifikasian / pengkastaan secara tidak langsung, yaitu orang kaya dan orang tidak kaya. Antara menikmati secangkir kopi di Starb*** dan menikmati kopi di warkop.

Kemudian, pengkastaan tersebut membuat hampir seluruh elemen memisahkan keutamaan yang mampu dan mengesampingkan yang kurang mampu. Sebagai contoh lagi adalah pada dunia pendidikan, orang-orang yang mampu secara finansial akan menyekolahkan anaknya pada sekolah yang dapat dikatakan mahal walaupun memang sebanding dengan kualitasnya, sedangkan yang kurang mampu akan sebisa mungkin menyekolahkan anaknya pada sekolah yang bertarif mendekati gratis. Hal tersebut dapat menyebabkan ketidakrataan pada sektor pendidikan. 

Pada hal lain, pengkastaan itu membuat adanya julukan si kaya dan si miskin yang membuat si kaya tinggi hati dan si miskin rendah diri. Memang tidak bisa dipungkiri, karena masyarakat harus hidup dalam kondisi dinamis seperti itu. Namun, sering kita jumpai beberapa anekdot yang notabene cukup menyakiti beberapa pihak, yaitu Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.

Apa yang dapat kita lakukan? Akankan keadaan gep (jarak) antara si kaya dan si miskin semakin renggang?

Sabtu, 15 November 2014

Pendekar Salah Musuh

Cek nih artikel pertama gua. kalo gak salah ini dibuatnya pas kelas 1 SMA.
Judulnya kece juga ya cocoklah kalo jadi penulis buku. hehe
tapi maaf kalo kualitas artikelnya gak seberapa, maklum pertama kali hehe




Pendekar Salah Musuh
Oleh: Fathurrahman
Tawuran, sudah menjadi hal yang biasa dikalangan pelajar, bahkan ada yang menjadikannya kegiatan “ekstrakulikuler” demi mentenarkan nama sekolahnya.  Hampir setiap hari kita dapat melihat peristiwa bentrokan dua kubu dari sekolah yang berbeda. Tidak hanya di ibukota kini tawuran antar pelajar pun kian marak terjadi di daerah-daerah perkotaan khusunya di Tangerang Selatan.
Dan, disetiap tawuran pasti ada seorang pemimpin yang biasa disebut pentolan dari masing-masing kubu. Mereka adalah orang-orang yang biasa memprovokasi dan memimpin anak-anak buahnya agar bisa ‘bermain bagus’ di area pertempuran. Bila kiti intip apa yang ada di dalam tas para pentolan itu maka kita akan sulit untuk menemukan pena dan buku yang seharusnya menjadi barang bawaan setiap pelajar.
Clurit, gear bekas kendaraan bermotor, golok dan parang adalah beberapa contoh barang yang wajib ada di dalam tas mereka. Mereka lebih senang dan merasa lebih aman apabila membawa senjata-senjata tajam tersebut untuk digunakan kala bertemu dengan musuh dari sekolah lain. Tetapi tanpa disadari bahwa sebenarnya mereka salah melawan musuh, karena musuh terbesar di negeri kita adalah kemiskinan dan korupsi yang kini sudah menjadi berita hangat setiap hari.
Terlalu klise memang bila kita mengatakan “mari stop tawuran dan tingkatkan prestasi”, karena tradisi tawuran sudah menjadi tradisi buruk yang mendarah daging bagi sebagian kalangan pelajar di Indonesia.
Dan memang sedikit susah bila kita mengajak mereka untuk memensiunkan diri dari dunia tawuran tersebut, tetapi daripada membuang tenaga untuk melawan sesama pelajar, lebih baik kita bersama-sama berusaha menjadi pribadi yang mau dan punya niat yang kuat untuk melawan pelajar lain dengan prestasi bukan dengan adu kekuatan fisik.
Setidaknya kita dapat melawan juara-juara yang berprestasi dengan prestasi kita yang lebih membanggakan. Walaupun mungkin kita dilahirkan bukan sebagai orang yang memiliki nilai akademik yang tinggi. Namun, kita tetap dapat membuat prestasi dengan kelebihan fisik kita miliki yaitu dengan cara berprestasi dalam bidang olahraga.
Jadi, buat apa berbuat negatif kalo bisa melakukan hal yang positif bahkan menguntungkan buat diri, keluarga, kawan, sekolah dan masa depan kita. Jaya Terus Pendidikan Indonesia!

Warkop Vs Warnet


Warkop Vs Warnet

Asssalamu'alaikum Wr. Wb.
Semoga kita selalu dalam keaadaan sehat wal afiat. aamiin ya Rabb.
Kali ini kita akan sedikit berbicara mengenai pergeseran kebudayaan yang secara perlahan menyingkirkan adat ketimuran kita.

Mungkin tidak banyak sektor yang berubah disini, namun adik-adik kita ternyata telah mengalami drastisnya pergeseran kebudayaan ini. Dapat kita katakan generasi sekarang terbagi menjadi 2 era, yaitu generasi 90'an dan generasi 2000'an. Terus dimana bedanya?

Nih, Ciri umum generasi 90'an adalah nongkrong, kopi, ngobrol dan rokok. Keempat hal tersebut sangat erat kaitannya dengan pola pergaulan anak-anak generasi 90'an. Hampir setiap malam mereka melakukan hal tersebut secara rutin, gunanya yaaa untuk mengakrabkan satu sama lain. Generasi 90'an pun dikenal dengan kekelompokannya yang saling mengenal satu sama lain. Dan, akrab adalah kunci dari generasi ini.

Kemudian, generasi 2000'an dapat dicirikan dengan penggunaan gadget yang intens sejak kecil, kemudian mulai menganut paham individualisme, peranan game online yang cukup besar, namun salah satu sisi baiknya adalah sudah semakin banyak yang sadar akan kesehatan untuk tidak merokok. Paham untuk menjadi tenar cukup berkembang di generasi ini. So, gaul adalah kunci dari generasi ini.

Masalahnya dimana?
Terkadang antar generasi tersebut seringkali tidak akur karena perbedaan pendapat, di satu sisi ada yang menganggap setelah generasi mereka adalah sekumpulan bocah ingusan yang lembek dan di sisi lain menganggap jika generasi di atas mereka adalah orang-orang yang menyukai kekerasan dan tidak modern.

Contoh nyata ketika dikelas adalah saat guru sedang memberikan pelajara, bila bosan generasi 90'an biasanya akan mengobrol satu sama lain, sedangkan generasi 2000'an akan sibuk denga gadget masing-masing.

Kemudian, salah satu masalahnya adalah dengan meningkatnya taraf hidup di perkotaan, membuat generasi 2000'an ini menjadi Hedonisme..

Hedonisme?
nih pengertiannya menurut wikipedia.org 
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.

Dengan pendapatan orang tua yang cukup besar membuat mereka selalu bernafsu untuk menghabiskan uang orang tuanya dengan cara membelajakan kepada hal yang diinginkan bukan dibutuhkan. Individualisme pun cukup kental terjadi disini, jangankan mengenal kawan-kawan sepermainan, mungkin mereka tidak mengenal tetangga disamping rumahnya sendiri. Sangat berbeda dibandingkan dengan generasi 90'an yang justru bertujuan mengenal satu sama lain.

Bila anak-anak generasi 90'an memiliki tempat bermain yang disebut dengan WARKOP (Warung Kopi) anak-anak generasi 2000'an pun memiliki tempat bermain pula yang akrab disebut WARNET (Warung Internet)

Sampai di warkop pasti generasi 90'an perlahan-lahan akan membuka obrolan dengan kawan lainnya yang sedang berada di warkop juga walaupun awalnya mereka tidak kenal, namun tidak berlaku demikian bila generasi 2000'an berada di warnet, dapat dipastikan mereka akan sibuk dengan urusan masing-masing. 

Ini, propaganda barat kah? atau memang kita yang tidak dapat memfilter dengan baik terhadap kultur lain?
Akankan individualisme dan hedonisme merenggut adat ketimuran kita?

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Selasa, 14 Oktober 2014

Beranjak Dari Organisasi Sekolah Hingga Organisasi Sebenarnya

Apa kabar kawan-kawan?
semoga dalam keadaan yang baik-baik saja alias sehat wal afiat yaa.. aamiin
Di kesempatan yang berbahagia ini (ala khotib sholat jumat) gua mau berbagi informasi tentang sekelumit kegiatan hidup gua di organisasi mulai dari seorang Wakil Ketua OSIS, Sekretaris Bidang Perkaderan, Sekretaris Umum hingga saat ini gua berada di organisasi yang sebenarnya sebagai Sekretaris Jenderal a.k.a Sekjend.

Nah, berhubung yang mau gua share tentang organisasi yang notabene sekelompok orang-orang yang hidupnya sok formal. hehehe. maka dari itu gua akan merubah bahasa 'gua' menjadi 'saya' biar kerasa formal. ehehehe

Okay, yang pertama mau gua *eh saya bahas adalah definisi organsasi dulu yaa..
kalo menurut bahasa yunani organisasi berasal dari kata organon yang berarti alat, atau yang biasa kita dengar sebagai organ... bukan organ tunggal -,-
paham gak paham sabodo teuing lah. wong saya bukan guru. hahaa

Next, hidup organisasi saya bermula ketika saya 'mencoba' untuk bergabung dalam kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau biasa disingkat OSIS, di SMP saya tercinta yaitu SMP Terpadu Darussalam (Darussalam Intergrated Junior High School) aeehh gaya banget ya. hahaha. karir organisasi saya berawal dari dinobatkannya *asekk* saya sebagai Wakil Ketua OSIS di organisasi yang berlandaskan Pancasila itu.

Kemudian ketika melanjutkan di jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Atas alias SMA, yang kalo kata orang-orang mah itu masa-masa paling indah. Sebelum saya sah menjadi siswa SMA Muhammadiyah 25 Pamulang saya terlebih dahulu mempelajari apa aja sih yang ada di SMA yang punya nama beken 'DOSKI 25' itu. Salah satu minat saya adalah lagi-lagi organisasi siswa intra sekolah (OSIS) yang ternyata tidak ada di sana. Sempat merasa kecewa, ah apa iya sekolah sebeken itu gak ada osisnya, setelah melakukan pencarian selama berdetik-detik, hehee, saya menemukan sebuah organisasi serupa yang bernama Ikatan Pelajar Muhammadiyah alias IPM.

Setelah mengajukan formulir pendaftaran untuk bergabung ke organisasi itu saya pun melalui beberapa tes, diantaranya wawancara oleh beberapa kakak-kakak dari IPM itu sendiri. Tes demi tes, hari demi hari dilewati dengan beberapa proses, hingga saat pemilihan anggota formatur saya satu-satunya anak kelas satu  yang menjadi bagian dari 9 orang formatur tersebut. (FYI: formatur adalah salah satu sistem di Muhammadiyah untuk bermusyawarah menentukan posisi-posisi sentral di organisasinya, seperti Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Ketua-Ketua Bidang dan Sekretaris-Sekretaris Bidang). Nah, di momen rapat formatur itu saya langsung diminta untuk menjadi Sekretaris Bidang Perkaderan yang ruang lingkup kerjanya itu cukup berat, karena kalo bahasanya senior saya, bidang yang paling berdosa kalo gagal itu ya bidang perkaderan soalnya tanggungjawabnya menjaga setiap semangat kader dan progresifitas kadernya selama 1 periode.

Setahun sudah saya menjadi seorang Sekretaris Bidang Perkaderan, saya dan 3 orang kawan saya berkesempatan untuk menjadi Calon Ketua Umum IPM periode selanjutnya, Namun, pada pemilihan saya harus menerima kenyataan jika saya kalah voting oleh sahabat saya sendiri Alvin Esa Priatna, sehingga dia menjadi Ketua Umum dan saya pun menjadi Sekretaris Umum-nya...

Ketika saya menjadi salah seorang Delegasi PD IPM Tangerang Selatan dalam Jambore Baca Pelajar Se-Banten Di Menes, Pandeglang


Sangat banyak kegiatan dan kenyataan yang harus kami hadapi sebagai 'pentolan' dari organisasi tersebut mulai dari acara yang kekurangan dana hingga masalah kaderisasi yang cukup kompleks. Namun demikian, selama saya ber-IPM saya benar-benar menemukan jati diri saya di organisasi dan kehidupan ini. Berbagai macam kegiatan pelatihan membuat saya selalu siap menghadapi momentum-momentum yang krusial. Pelatihan-pelatihan tersebut terdiri dari beberapa materi yang dapat dikatakan sebenarnya itu adalah materi untuk seorang mahasiswa seperti materi RETORIKA, TEKNIK PERSIDANGAN, MANAJEMEN ORGANISASI DAN KEMEPIMPINAN (MOK) dan lain sebagainya.
 
Saya (tengah) berfoto dengan Alvin Esa Priatna (kiri) dan Ketua Umum Pimpinan Wilayah IPM Banten, Kang Tri Aryadi alias Anzaw (kanan), di Wisma Atlet Jakabaring Palembang, sebagai delegasi Banten dalam Muktamar IPM ke-18

Kebiasaan 'malam minggu cari ilmu' ala IPM benar-benar membuat saya telah mengalami progresifitas yang cukup drastis. Ilmu-ilmu terapannya pun sangat berguna besar dalam kehidupan saya. Kemampuan berargumen saya pun semakin tajam berkat terbiasa berkelut di IPM, bakat saya dibidang desain grafis pun semakin terasah secara otodidak di IPM karena banyak acara yang membutuhkan peran desain grafis yang cukup besar andilnya dalam suatu kegiatan, seperti desain poster, proposal, spanduk dan lain sebagainya.

Pada akhir periode kami usai, usai pula lah masa jabatan kami. Setelah di'demisioner'kan ada rasa yang cukup dilematis dan bergejolak di hati ini, antara senang karena sudah terbebas dari tugas dan sedih karena harus meninggalkan rutinitas organisasi kami yang hampir tiada hentinya.

Hampir 1 tahun saya vakum mengikuti kegiatan organsiasi apapun hingga timbulah suatu kerinduan untuk kembali berorganisasi. Malam itu, 26 September 2014 di angkringan 'jahe mantep' pertigaan arhath Pondok Petir, tercetuslah ide dari benak saya dan sahabat saya Alvin Esa Priatna atau yang biasa saya panggil Aep, untuk mendirikan organisasi baru yang sifatnya lagi-lagi ke arah pelajar dan pemuda yaitu Indonesian Youth Ambassador (I.Y.A) yang digawangi langsung oleh Pembina kami dulu di IPM, yaitu kakanda Zaky Anshari, SE. Untuk kemudian saya dan Aep menempatkan diri di Sekretaris Jenderal dan Bendahara.

For me, this is the real professional organization...!

Bagaimana kelanjutan IYA selanjutnya kita semua belum tahu, doakan saja yang terbaik untuk kami.

Terima Kasih atas waktunya untuk menyimak artikel saya
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.